MENYUKAI PANGKAT DAN KEDUDUKAN YANG TINGGI

Rabu, 23 Oktober 2013


قال أبوحنيفة : " من طلب الرئاسة قبل وقتها عاش في ذل "

Imam abu hanifah berkata: barang siapa yang mencari kepemimpinan/kekuasaan sebelum waktunya, maka dia hidup dalam kehinaan”

Ketahuilah, wahai, hamba yang senantiasa merendahkan diri kepada Allah, sesungguhnya jiwa manusia itu senantiasa menyukai pangkat dan kedudukan yang lebih tinggi di atas orang lain di kalangannya. Itulah salah satu yang dapat menyebabkan timbulnya sifat sombong.
Abul 'Atahiyah berkata dalam sya'irnya:
أاخي من عشق الرئاسة خفت أن**********يطغى ويحدث بدعة وضلالة
Wahai, saudaraku! kamu takut mencintai kedudukan yang akan membawa sikap melampaui batas dan akan memmbuat bid’ah dan kesesatan
Ibnu 'Abdil Barr berkata dalam sya' irnya:

حب الرئاسـة داءٌ يحلق الدنيـا~~ ويجعل الحق حربا للمحبينا
يفري الحلاقيم والأرحام يقطعها~~ فلا مروءة تـبقى ولا دينا
من دان بالجهل أو قبل الرسوخ ~~فما تلفيه إلا عدوّاً للمحقينا
يشنئ العلوم ويقلي أهلها حسداً~~ ضاهى بذلك أعداء النبيينا

ambisi pada kekuasaan adalah virus yang memangkas agama
dia akan mengubah kecintaan menjadi peperangan terhadap teman setianya

ia memenggal leher dan memutus persaudaraan sehingga tidaklah dia menyisakan kehormatan dan agama

barang siapa yang memimpin dengan keiahilan atau sebelum memiliki ilmu yang kokoh, tidaklah engkau melihatnya, kecuali sebagai musuh bagi setiap pelaku kebenaran
ia selalu berbuat aniaya dan hasad kepada Suatu kaum

padahal ia berada di bawah mereka (secara keilmuan), maka dengan kelakuannya itu ia menyerupai musuh para Nabi

Oleh karena itu, barang siapa yang mentadaburi al-Qur-an, ia pasti mendapatkan suatu pelajaran berharga, bahwa,orang-orang sombong di setiap kaum adalah orang-orang yang gila kekuasaan, yang diangannyalah berhagai macam urusan berada.
Allah berfirman tentang kaum Tsamud, kaumnya Nahi Shalih ‘alaihissalam

قَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا مِنْ قَوْمِهِ لِلَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا لِمَنْ آمَنَ مِنْهُمْ أَتَعْلَمُونَ أَنَّ صَالِحًا مُرْسَلٌ مِنْ رَبِّهِ قَالُوا إِنَّا بِمَا أُرْسِلَ بِهِ مُؤْمِنُونَ (75) قَالَ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا إِنَّا بِالَّذِي آمَنْتُمْ بِهِ كَافِرُونَ (76) فَعَقَرُوا النَّاقَةَ وَعَتَوْا عَنْ أَمْرِ رَبِّهِمْ وَقَالُوا يَا صَالِحُ ائْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ (77) سورة الأعراف

"Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya betkata kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka:· 'Tahukah kamu bahwa Shalih diutus (menjadi Rasul) oleh Rabbnya?' Mereka menjawab: 'Sesungguhnya kami· beriman kepada wahyu, yang Shalih diutus untuk menyampaikannya.'
Orang-orang yang menyombongkan diri berkata: 'Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang. ka:mu imani itu.' Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan merekaberlaku angkuh terhadap perintah Rabb.
Dan mereka berkata: 'Hai, Shalih, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah)." (QS. Al-A'raaf: 75-77)

Allah juga menyebutkan tentang kaum Nabi Syu'aib ‘alaihissalam:

قَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا مِنْ قَوْمِهِ لَنُخْرِجَنَّكَ يَا شُعَيْبُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَكَ مِنْ قَرْيَتِنَا أَوْ لَتَعُودُنَّ فِي مِلَّتِنَا قَالَ أَوَلَوْ كُنَّا كَارِهِينَ (88) سورة الأعراف

88. pemuka-pemuka dan kaum Syu'aib yang menyombongkan dan berkata: "Sesungguhnya Kami akan mengusir kamu Hai Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota Kami, atau kamu kembali kepada agama kami". berkata Syu'aib: "Dan Apakah (kamu akan mengusir kami), Kendatipun Kami tidak menyukainya?"  (QS. AlA'raaf:88)

Ayat-ayat lain yang menjelaskan tentang hal tersebut sangat banyak.

Semestinya orang yang berakal harus berlomba-lomba dalam meraih derajat ketinggian abadi yang di dalamnya terdapat ridha Allah, kedekatan-Nya, dan perlindungan-Nya. Selain itu, seharusnya orang yang berakal itu enggan terhadap derajat ketinggian yang fana lagi semu, yang mendatangkan kemarahan Allah, murka-Nya, terbelakangnya seorang hamba, kekosongan jiwanya dan jauhnya dari Allah sehingga Allah akan mengusirnya dari sisi-Nya. Itulah derajat ketinggian yang tercela. Itulah bentuk kesombongan , dan keangkuhan di muka bumi tanpa ada hak baginya untuk melakukan hal tersebut.

Allah berfi.rman:
تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ (83) سورة القصص

83. negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. dan kesudahan (yang baik/surga) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-Qashash: 83)
Adapun mengharapkan jenis derajat ketinggian yang sesama merupakan tindakan terpuji sehingga kita dianjurkan untuk bersungguh-sungguh meraihnya.
Allah berfirman:
وَفِي ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ (26) سورة المطففين

": .. Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba." (QS. Al-Muthaffifiin: 26)
Disyari'atkan bagi kita berlomba-lomba untuk mendapatkan derajat ketinggian di akhirat yang kekal, memohon kedudukan yang tinggi di akhirat kelak, serta bersungguh-sungguh berusaha mendapatkan faktor penyebabnya. Seorang man usia hendaknya tidak merasa cukup terhadap hal yang rendah lagi fana, sementara dia mampu untuk mendapatkan derajat yang tinggi lagi abadi di akhirat.

التواضع فى ضوء القرآن و السنه - سليم الهلالى